Pada masa
pemerintahan feudal, wanita diminta untuk mematuhi ayahnya sebelum menikah,
mematuhi suaminya selama ia menikah, dan mematuhi anak laki-lakinya ketika ia
menjadi janda. Dalam hal ini wanita sama sekali tidak memiliki hak suara dalam
kehidupanya, bahkan saat memutuskan suatu keputusan yang penting. Pada zaman
dulu wanita diharapkan untuk setia, dan berpakaian sederhana. Terdapat dua
definisi dalam hal ini, yang pertama adalah jenis malaikat yang mencintai iaitu,
wanita yang bersikap penurut, sopan dan polos. Yang kedua adalah jenis pejuang
kerja iaitu, wanita yang bersifat keras dalam mempertahankan hidupnya untuk
melawan kemiskinan yang dihadapi keluarganya.
Pada masa itu
wanita tidak mendapat kekesempatan untuk memegang kekuasaan, bahkan apabila
seorang wanita memiliki kedudukan status sosial dan keluarga yang rendah,
mereka sama sekali tidak dibenarkan masuk dalam ranah politik dan ekonomi.
Salah satu puisi dalam Kitab Puisi menyimpulkan :”Wanita tidak boleh mangambil bahagian
dalam urusan awam, mereka harus mengabdikan diri untuk merawat ulat sutra dan
menenun. Dalam ajaran Konfusius pernah dikatakan bahwa, wanita yang baik adalah
wanita yang tidak mengenal huruf maka, tidak sedikit wanita China yang merasa
menderita dibawah sistem Konfusianisme.
Menurut Konfusius
setiap lelaki dan wanita memiliki peranan dan tanggungjawab masing-masing dalam
setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan, dalam peranan itu wanita memiliki
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan lelaki (ayah, suami, dan anak
lelakinya). Bagi masyarakat Konfusius wanita menduduki posisi yang lebih rendah
daripada lelaki, dan pengabdian wanita untuk lelaki dianggap suatu hal yang
paling tepat.
Dalam beberapa
tugas wanita dalam melayani keluarga, Konfusius pernah mngatakan bahawa:”Tugas
wanita yang terbesar adalah melahirkan anak lelaki”. Pernyataan ini didukung
oleh pernyataan murid Konfusius, Meng Zi yang mengatakan:”Hal yang terburuk
dalam tindakan tidak berbakti adalah kegagalan untuk memiliki keturunan”. Kedua
pernyataan tersebut kemudian menjadi suatu tekanan bagi seorang wanita yang
diharuskan untuk melahirkan anak lelaki, pada masa itu seorang ibu akan merasa
sangat kecewa apabila anak yang dilahirkan olehnya adalah seorang anak
perempuan. Dalam sistem keluarga patriakhal, apabila tidak memiliki keturunan
lelaki sebagai penerus keluarga maka, habislah keturunan atau penerus keluarga
itu.
Dalam kehidupan
wanita yang tinggal di daerah pedalaman, tiada sedikit dari mereka yang
melakukan dua per tiga dari tenaga kerja pertanian, disamping harus mengurus
anak-anak mereka, menyediakan minuman, makanan, mencuci, dan mengurus semua
pekerjan rumah, meraka juga membantu pekerjaan lelaki dalam bidang pertanian
dimusim panen. Hal ini menjadikan peluang bagi wanita yang hidup di pedalaman
untuk menghasilkan wang dengan menjual hasil tanaman mereka dipasar atau
jalananan, tanpa harus terus mengerjakan rutin pekerjaan rumah.